Pendidikan
Agama Kristen Bagi Remaja.
A.
Signifikasi
Pelayanan PAK.
Ada
berbagai batasan usia tentang remaja. Istilah yang biasanya dipakai dalam
istilah psikologi perkembangan adalah “adolescense”
yang dimulai kira-kira pada usia 12 tahun sampai 18 tahun. Untuk masa adolescense ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:
- Early
adolescense (Remaja awal) 12-15 tahun.
- Middle
adolescense (Remaja Madya) 16-18 tahun.
Oleh
karena pada umumnya yang berusia 12-15 tahun ini berada pada Sekolah Menengah
Pertama (SMP), sedangkan yang berusia 15-18 tahun biasanya berada di Sekolah
Menengah Atas (SMA). Menurut Wayne Race ada sekurang-kurangnya 4 signifikasi
khusus dalam pelayanan gereja terhadap remaja atau mengapa gereja perlu
memberikan pelayanan kepada remaja menurut Wayne Rice.
1. Masa
Remaja Adalah Masa Transisi.
Masa
remaja adalah masa yang amat meresahkan di dalam kehidupan seseorang. Pada masa
puberitas seseorang mengalami perubahan, baik secara fisik dan perubahan-perubahan
yang lain dari masa anak-anak menuju masa remaja. Setiap orang pasti mengalami
masa ini dan hal ini sangatlah normal. Misalnya, seorang remaja dengan mudahnya
berubah dalam waktu yang singkat, tiba-tiba senang atau susah, tiba-tiba
semangat lalu berubah menjadi tidak semangat. Dia dapat mengalami sebuah
defresi yang begitu hebat karena berbagai perubahan yang dialaminya drastis
dalam hal fisik. Oleh sebab itu, bagi seorang pemimpin remaja harus selalu
ingat bahwa apa yang tidak normal. Bagi beberapa remaja, perubahan-perubahan
itu tidak terlalu meresahkan dan juga tidak terlalu meresahkan mereka.
Menurut
Erik Erikson, justru pada masa remajalah seseorang individu mulai melihat atau
menyadari akan dirinya sendiri, mempunyai masa lalu dan masa depan yang secara
eksklusif merupakan dirinya sendiri. Masa remaja adalah masa di mana seseorang
membuat kenangan dan antisipasi tentang masa depan. Suatu masa di mana seorang
individu mencari identitas yang khusus. Pencarian ini terdiri dari suatu rasa
kesadaran tentang keunikan pribadi, yang berusaha memiliki pengalaman yang
berkesinambungan dan solidaritas dengan ideal-ideal kelompok. Pada masa inilah
seorang anak mencoba meninggalkan hal-hal yang kekanak-kanakan dalam usahanya
untuk menjadi seorang dengan identitas yang unik.
2. Masa
Remaja Adalah Masa Bertanya.
Pada
masa ini remaja mengalami perkembangan dalam kognitifnya. Umumnya mereka mulai
mempertanyakan banyak hal yang sudah diajarkan kepada mereka. Banyak sekali
mitos-mitos masa kanak-kanak yang diragukan pada waktu mereka menemukan
cara-cara baru dalam hal memandang realitas. Mereka tidak lagi percaya pada
semya hal yang pernah dikatakan atau diajarkan, baik dari orang tua maupun guru
mereka sebagai hal yang besar. Mereka ingin mengerti bagi diri mereka sendiri.
Maka itu tidak jarang apabila banyak remaja menolak sebagian atau bahkan
seluruh nilai-nilai dan kepercayaan yang dipelajari atau didapatkan semasa
anak-anak. Hal ini akan berlangsung terus hingga ia mempunyai hingga ia
mendapatkan kepastian bahwa kepastian bahwa nilai-nilai serta kepercayaan tadi
mempunyai kedewasaan.
3. Masa
Remaja Adalah Masa Keterbukaan.
Salah
satu keuntungan dari bekerja atau melayani remaja adalah bahwa pada masa ini remaja
sangat terbuka terhadap hal-hal atau ide-ide serta bimbingan. Bagi kebanyakan remaja,
usaha untuk mencari atau mendapatkan identitas baru merupakan suatu proses yang
penuh dengan coba-coba, yang mengakibatkan karakteristik mereka sukar ditebak.
Mereka akan menerima suatu hal pada suatu kesempatan, namun pada lain
kesempatan mereka menolaknya sama sekali.
4. Masa
Remaja Adalah Masa Mengambil Keputusan.
Erik Erikson berpendapat bahwa remaja awal
yang berkisar antara 12-15 tahun belum benar-benar siap untuk berpegang pada
idola akhir atau ideal-ideal yang akan menjadi pembimbing untuk sesuatu
identitas akhir mereka. Yang paling penting adalah bahwa remaja akan membuat
sejumlah keputusan dan komitmen. Beberapa di antaranya mungkin bertahan lama.
Namun, apabila keputusan mereka akan menjadi sesuatu yang berarti, keputusan
mereka tersebut haruslah merupakan akibat dari proses pemahaman dan
pengujiannya sendiri. Mereka membuat sejumlah besar keputusan yang tidak
dewasa, namun dengan melakukan hal itu mereka merasa atau memenuhi diri
sendiri. Usaha mereka untuk mencari kebebasan menyebabkan mereka membuat
sebanyak mungkin keputusan yang dapat membimbing kehidupan mereka.
Dalam
hal inilah kita dapat melihat bahwa masa remaja memberikan kepada kita suatu
kesempatan yang luas dan istimewa untuk melakukan pelayanan didalam gereja.
Karena pada masa inilah begitu banyak pilihan dipertimbangkan, perubahan
dilakukan, dab kehidupan dibentuk. Pemikiran yang masih muda dan iman yang
sedang tumbuh mempunyai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang
jujur. Anak-anak remaja ini sedang berusaha membangun diri sendiri sebagai
individu yang layak untuk menerima kasih Allah.
B.
Kualifikasi
Pemimpin Remaja.
Seorang
pemimpin PAK Remaja harus mempunyai kesabaran, ketrampilan, semangat, dan
teknik yang dibutuhkan untuk bekerja sebagai pemimpin remaja, maka dalam hal-hal
lain yang akan kita kerjakan akan berhasil. Peranan orang yang akan melayani
remaja tidak dapat dianggap remeh.
Kualifikasi
yang paling mendasar adalah “kedewasaan Spiritual”. Bagaimanapun juga orang
mengambil suatu tanggung jawab tertentu dalam gereja, seharusnya mempunyai
kedewasaan spiritual. Demikian juga bagi remaja, ia membutuhkan seorang
pemimpin yang sekaligus menjadi teladan. Kalau pemimpin remaja belum mempunyai
kedewasaan spiritual, maka sulitlah baginya untuk menjadi tokoh teladan bagi
para remaja. Selain itu, ada tiga hal kualifikasi lain yang diperlukan bagi
seorang pemimpin remaja menurut rice, yaitu:
1.
Harus Mampu Mengidentifikasikan
Kebutuhan, Masalah, dan Perasaan Remaja.
Kualifikasi
yang pertama bagi seorang pemimpin remaja adalah kemampuannya untuk
mengidentifikasikan dirinya dengan remaja. Ada beberapa cara yang dapat
menolong kita untuk memahami dan mengidentifikasi remaja, antara lain:
a.
Ingatan kita perlu diaktifkan kembali. Artinya bahwa kita berusaha mengingat
masa remaja dulu. Ingatan kita dapat menjadi sebuah sumber yang sangat penting.
b. Berada di tengah-tengah remaja. Jika
ingatan kita kurang bekerja sama dengan
kita, maka kita harus berusaha untuk bergaul dengan mereka karena dengan
semakin lama kita bergaul dengan mereka, maka semakin mudah bagi kita untuk
mengidentifikasikan diri dengan mereka.
c.
kita perlu berusaha untuk menemui orang-orang yang mengetahui masa remaja kita
dengan baik. Orang yang paling mengetahui masa remaja kita dengan baik adalah
orang tua kita sendiri. Orang tua sendirilah yang dapat menjadi nara sumber
yang sangat penting untuk mengingatkan masa remaja kita. Dengan demikian, dapat
mempermudahkan kita untuk mengidentifikasi diri dengan remaja.
d.
membaca sebanyak mungkin buku-buku tentang remaja, terutama dari sudut teori
perkembangan yang sekarang ini banyak sekali tersedia. Buku-buku tersebut
hasil-hasil penelitian. Dengan membaca, kemungkinan ingatan kita akan masa
remaja kita sendiri akan lebih mudah kembali. Hal ini sangat menolong para
pemimpin remaja agar sanggup mengidentifikasikan karakteristik remaja, baik,
minat, kebutuhan, maupun permasalahannya dan tanpa ini akan menjadi sulit bagi
pemimpin remaja.
2.
Pemimpin
Adalah Orang Yang Bisa Menyukai Remaja.
Suatu penelitian yang pernah dibuat oleh
seorang pakar atau ahli dalam bidang pelayanan remaja menyatakan bahwa salah
satu hal yang ada dalam pikiran para remaja yang sangat kuat adalah keinginan
untuk disukai dan diterima oleh pihak lain, baik sesama remaja atau oleh orang
dewasa. Seorang pemimpin remaja seharusnya adalah seorang benar-benar menyukai
remaja. Hal ini harus dianggap sebagai suatu yang perlu bagi seorang pemimpin
remaja yang berharap bahwa pelayannya kepada remaja merupakan suatu yang
produktif.
Selain
menyukai remaja seorang pemimpin remaja hari mengembangkan atau membangun
sebuah persahabatan dengan remaja secara individual. Seorang jangan sekali-kali
melupakan nama remaja, karena hal itu dapat merusak hubungan dengan remaja
tersebut. Namun, usahakanlah untuk mengetahui apa yang remaja tersebut sukai
dan tidak di sukai, minat dan perhatiannya. Usahakanlah untuk menunjukan kepada
mereka kalau kita itu tulus tanpa kepura-puraan.
3.
Memberi
Waktu Yang Cukup.
Untuk
melakukan pelayanan yang baik terhadap remaja dibutuhkan waktu yang cukup,
karena itu seorang pemimpin remaja adalah orang yang dapat memberikan waktu
yang cukup. Waktu adalah faktor yang paling penting dalam keefektifan dan
potensial dari seorang pelayan remaja didalam gereja atau dimanapun berada, dan
tuntutan waktu dapat saja membuat pelayan remaja kurang bersemangat.
4.
Carilah
Bantuan Bilamana Diperlukan.
Pelayanan
kepada remaja menuntut banyak hal dari pemimpin atau pelayanan remaja, bukan
saja waktu tetapi kreativitas. Namun tentu saja tugas itu tidak perlu dilakukan
sendiri. Bantuan sangat diperlukan oleh pemimpin remaja, berikut adalah
beberapa petunjuk yang diperlukan:
a. Mahasiswa/i
cukup untuk menjadi seorang pemimpin remaja karena usia mereka sudah agak jauh
di atas mereka. Jadi sudah lebih matang, dewasa, dan dapat diandalkan untuk
dapat memimpin remaja.
b. Para
profesional pada bidang pendidikan (guru), konselor, dan profesi lain juga sangat
cocok untuk menjadi pemimpin remaja.
5.
Pemimpin
Remaja Berperan Sebagai Model.
Siapapun
yang menjadi pemimpin remaja, maka ia harus menempatkan dirinya sebagai model.
Remaja sedang dalam proses meninggalkan masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
karena itu membutuhkan model orang dewasa. Jadi pemimpin jangan berprilaku
sebagai remaja karena mereka membutuhkan model orang dewasa. Jadi sebagai
pemimpin atau perlayan remaja menunjukan sikap dewasa agar mereka mempunyai
kesempatan untuk menjadi pola yang bisa mereka tiru.
C.
Karakteristik
Remaja.
Ada
beberapa ciri yang membedakan remaja dengan kelompok usia yang lain dan dapat
dibagi dalam lima bidang perkembangan, yaitu fisik, sosial, mental, emosi, dan
spiritual.
1.
Perkembangan
Fisik Remaja.
Perkembangan fisik remaja
dapat dibagi menjadi:
a.
Masa
Remaja Adalah Masa Pubertas.
Ada
ahli yang mengatakan bahwa pubertas merupakan perubahan yang paling dramatik
setelah masa kelahiran, tetapi ia berbeda dengan masa kelahiran. Ciri fisik
yang paling penting dari remaja adalah bahwa mereka sedang mengalami pubertas.
Tubuh mereka sedang mengalami perubahan-perubahan yang besar dan itu hanya
terjadi sekali dalam hidup seseorang. Anak diubah menjadi dewasa pada masa
remaja.
b.
Adanya
Kesadaran Yang Baru Terhadap Tubuh.
Dengan
terjadinya pubertas, maka datanglah pula suatu kesadaran baru akan tubuhnya.
Biasanya remaja sangat memperhatikan bagaimana penampilan fisiknya, apakah ia
sudah cukup menarik dan kelihatannya baik.
c.
Pencampuradukan
Hal-hal Yang Bersifat Biologis-Spiritual.
Masa
remaja adalah masa di mana secara kuat dirasakan desakan atau dorongan dan
perasaan seksual yang baru selama pubertas dan hal ini dapat menjadi sumber
ketakutan dan rasa bersalah yang tidak perlu. Mimpi basah, masturbasi, atau
ereksi adalah tanda-tanda yang umum dari seksualitas yang bertumbuh.
d.
Mengacaukan
Hal yang Fisik Dengan yang Spiritual.
Masa
remaja dapat menjadi suatu masa di mana spiritual terjadi kemerosotan, karena
banyak remaja yang menganggap bahwa masalah fisik mereka juga merupakan masalah
spiritual. Misalnya saja seorang remaja yang malas mengatur tempat tidurnya,
tidak rapi, malas ikut kegiatan gereja, dan sebagainya akan merasa bahwa secara
iman mereka mengalami kemerosotan.
2.
Perkembangan
Sosial
Pada
masa remaja terjadi perkembangan dalam kesadaran dan kedewasaan sosial yang
sejajar dengan apa yang terjadi dalam perubahan-perubahan fisik.
Hubungan-hubungan dengan teman sebaya sangat penting bagi remaja. Pada awalnya
mereka membutuhkan teman bermain, tetapi pada usia remaja mereka mulai mencari
persahabatan yang lebih berarti. Teman merupakan hal yang paling berarti bagi
remaja, dan mereka adalah orang-orang yang dapat dipercaya, yang mau
mendengarkan dan mau memahami perasaan.
3.
Perkembangan
Mental Remaja.
Pada
saat remaja mengalami perubahan-perubahan di bidang fisik dan sosial, maka
remaja juga mengalami perubahan dalam bidang intelektual yang menarik sekaligus
mengganggu. Pada perbedaan struktural yang mendasar pada remajalah seorang
mulai mengembangkan pemikiran menuju kedewasaan. Remaja mengembangkan kemampuan
kemampuan mereka bernalar secara lebih logis, berfikir secara konseptual dan
berpindah kesuatu abstraksi ke abstraksi yang lain. Remaja juga dapat menduga
dengan banyak kemungkinan akibat dari apa yang ingin dilakukan. Remaja dapat
menyimpan banyak hal didalam benaknya, serta dapat membiarkan keputusan dan
jawaban.
4.
Perkembangan
Emosional Remaja.
Remaja
sangatlah emosional bila dibandingkan dengan orang dewasa. Emosi mereka sama
sekali tidak terduga dan sangat kuat. Mereka begitu bergairah pada suatu saat,
tetapi dapat berubah menjadi tidak bergairah sesudah itu. Hal ini terjadi tanpa
alasan yang jelas.
5.
Perkembangan
Spiritual Remaja.
Perkembangan
spiritual remaja adalah hal yang penting untuk memahami bahwa dimensi spiritual
dalam kehidupan seorang remaja tidak dapat dipisahkan dari aspek kehidupannya.
Iman seseorang menyentuh semua aspek kehidupannya baik fisik, sosial, mental,
maka perubahan ini akan mempengaruhi kehidupan spiritualnya. Tujuannya adalah
untuk mengkonsentrasikan diri pada bidang persoalan remaja dan menawarkan
bebarapa bimbingan yang dapat membantu kita dalam memaksimalkan pelayanan
kepada remaja.
Laporan Hasil Wawancara
Topik :
Pelayanan Kategorial Pemuda.
Narasumber : Vik. Neny Mulyati, S.Th. "seorang Vikaris jemaat GKE
Pangkoh, sebagai seorang pembina dan
sekaligus sebagai
pemimpin SPP jemaat GKE Pangkoh".
Waktu : Rabu, 23 Mei 201 Melalui via
telpon, Pukul 17:00 WITA.
Hasil wawancara :
Saya : Apa
saja aktivitas kegiatan yang disukai oleh peserta dalam
kategorial yang Anda pimpin?
Vikaris Neny
: Dalam kebaktian biasanya kami melakukan games, refleksi,
meditasi, mereka sangat suka, kalau dalam
kegiatan sehari-hari
mereka diajak untuk usaha dana dan mereka sangat menikmati
aktivitas kegiatan tersebut.
Saya : Apa saja aktivitas yang paling Anda minati dalam
melayani
kategorial Anda?
Vikaris Neny :
Yang kakak senangi yaitu membawa mereka kedalam meditasi.
Saya : Apa saja permasalahan terbesar yang terjadi dalam
melayani kategorial
Anda?
Vikaris Neny :
Ada, yaitu ada aliran gereja tertentu yang mau memikat pemuda dengan
embel-embel di ajak ketempat-tempat rekreasi.
Saya : Apakah kebutuhan (Anak, Remaja, Pemuda, Dewasa,
Lansia) yang mendasar
dalam
kategorial yang Anda layani?
Vikaris Neny :
sepertinya mereka membutuhkan lebih-lebih lagi pengenalan akan Alkitab
tentang Firman Tuhan, karena mereka
sangat jarang dan seperti tidak suka untuk
membaca Alkitab.
Saya : Bagaimana cara atau usul Anda menanggapi
kebutuhan-kebutuhan tersebut
agar dapat dipenuhi?
Vikaris Neny :
setiap kali ada pergumulan atau persoalan kakak bawa mereka untuk berdoa,
selain itu kakak bawa mereka berbicara dari
hati-kehati, seperti pada awal-
awal ibadah mereka dulu suka pegang-pegang
dan bermain handphone ketika
beribadah, tapi sekarang sudah ditegur dan
mereka mau mendengarkan dan
tidak lagi pegang-pegang dan bermain
handphone, dan dengan mereka
membaca Alkitab paling tidak 3 ayat, namun
ada yang mau dan ada juga
sebagian yang mau.
Pengembangan Program
1.
Pendalaman Alkitab (PA)
Tujuan atau kompetensi : Diharapkan mereka dapat mengerti dan tau pengenalan akan
Alkitab tentang Firman Tuhan.
Subtansi :
Melatih mereka untuk lebih rajin membuka Alkitab.
Proses (metode atau media) : Disajikan dalam pada waktu ibadah, remaja duduk melingkar,
berkelompok.
Evaluasi :
Setelah selesai ibadah dapat ditanyakan apa-apa saja
kesimpulan mengenai pendalaman Alkitab.
2.
Nonton Bareng
Tujuan atau kompetensi : Diharapkan mereka dapat menjalin kebersamaan.
Subtansi :
tidak adanya pengelompokan-pengelompokan antara si kaya
dan si miskin.
Proses :
Disajikan dalam pada waktu senggang, remaja duduk kursi
jemaat, dan media yang digunakan adalah Monitor LCD.
Evaluasi :
Setelah dari penontonan drama tersebut mereka dapat
mengambil makna dari film yang sedang diputar, misalnya
segi positif dan negatif dari pemeran film
tersebut.
3.
Ibadah Kultural.
Tujuan atau Kompetensi : Diharapkan agar mereka tau akan kebudayaan mereka.
Subtansi :
setelah melaksanakan ibadah mereka akan mencintai
kebudayaannya.
Proses atau Media :
Dilakukan pada saat ibadah dengan menggunakan bahasa
daerah.
Evaluasi :
mereka dapat tau dan mengerti akan kebudayaan mereka yang
banyak, dan mereka akan menghargai kebudayaan mereka
tersebut.
Sumber Bacaan atau Daftar Pustaka:
Daniel
Nuhamara, Daniel. 2008. PAK Remaja. Bandung:
Jurnal Info Media,