Jumat, 16 November 2012

"Analisa dan Bedah Lagu Janji-Mu Seperti Fajar".


Nama : Karnison Tessha
Nim : 10.15.55
Mata Kuliah : Musik Gereja.
Dosen Pengampu : Pdt. Tahan. M. Cambah. M.Th


"Analisa dan Bedah Lagu Janji-Mu Seperti Fajar".
Syair atau Lirik: karya : Afen Hardianto
Ketika ku hadapi kehidupan ini
Jalan mana yang harus kupilih
Ku tahu ku tak mampu
Ku tahu ku tak sanggup
Hanya kau Tuhan tempat jawabanku
Aku pun tahu ku tak pernah sendiri
S’bab Engkau Allah yang menggendongku
Tangan-Mu membelaiku
Cinta-Mu memuaskanku
Kau mengangkatku ke tempat yang tinggi
Reffren:
Janji-Mu seperti fajar pagi hari
Dan tiada pernah terlambat bersinar
Cinta-Mu seperti sungai yang mengalir
Dan kutahu betapa dalam kasih-Mu
 

Pencipta Lagu Janji-Mu seperti Fajar.
Pencipta lagu janji-Mu seperti fajar adalah Afen Hardianto, pencipta lagu ini tinggal di Malang bersama dengan istri dan 2 anaknya yang perempuan berumur 6 tahun dan yang laki-laki berumur 4 tahun. Saya berpacaran dengan istri saya sejak duduk dibangku SMA. Pada masa kita masih pacaran hubungan kita ditentang oleh keluarga istri saya. Tetapi kita tetap berpacaran sampai akhirnya kita mendapatkan restu untuk menikah. Tanpa saya sadari ternyata saya menyimpan kepahitan dari akibat hubungan kami yang dulunya ditentang. Dan kepahitan itu saya simpan dan pupuk dan saya bawa di pernikahan sampai menyebabkan hubungan saya dengan istri menjadi kurang harmonis di tahun-tahun awal pernikahan kami. Kemudian masuklah pihak ke tiga yang semakin memperkeruh keadaan rumah tangga kami. Dan rumah tangga saya semakin amburadul. Saya menolak dan menganggap istri saya sebagai penghalang kebahagiaan saya, sehingga saya membenci istri saya. Rasa cinta terhadap istri sudah tidak ada lagi, yang ada adalah kebencian yang menumpuk. Saya selalu menyakiti hati istri saya, walaupun istri saya tidak membalas tetapi saya semakin menyakitinya. Saya tidak mempedulikan anak saya, dan saya pun sibuk dengan keegoisan saya sendiri. Yang dilakukan istri saya hanya berdoa dan berpuasa, bahkan saat ia mengandung anak kami yang ke 2, ia berpuasa Ester untuk saya. Istri saya menutupi segala keadaan yang terjadi dalam rumah tangga kami dari keluarganya. Ia berpegang pada firman Tuhan di Amsal 21:1 : “jika hati raja-raja ada didalam genggaman tangan Tuhan, apalagi hati seorang Afen”. Tetapi saya tetap tidak memperdulikannya sampai pada akhirnya saya menyuruh istri saya untuk pergi dan saya antarkan istri dan anak saya pulang ke rumah orang tua istri saya. Dan orang tua istri saya pun menerima mereka dan juga menghendaki perpisahan ini dan megharapkan akan berujung pada perceraian. Saat itu istri saya berkata kepada saya, ini bukan akhir dari segalanya. Setelah saya meninggalkan istri dan anak saya, saya berpikir saya akan menjalani hidup saya yang baru. Tetapi pada suatu malam pada saat saya sendiri Tuhan mengingatkan saya pada anak saya yang pertama, saya tiba-tiba merasakan rindu dan kangen sekali pada anak saya itu. Waktu itu anak saya masih berusia 1,5 tahun. Hati saya hancur dan saya menangis. Saya berkata kepada Tuhan : “Tuhan apakah akhir dari hidupku akan seperti ini, saya yang dari dulu (SMP) sudah melayani Tuhan sebagai pemain musik tetapi apakah rumah tanggaku akan berakhir dengan perceraian?” Tiba-tiba Tuhan memberikan melodi kepada saya lagu : “JanjiMu Seperti Fajar”, dimana rencana saya lagu ini akan saya simpan untuk saya pribadi. Tetapi pada saat pendeta saya mau rekaman, pendeta saya kekurangan 1 lagu dan ia bertanya kepada saya, apa saya mempunyai lagu. Dengan malu-malu saya tunjukkan lagu JanjiMu Seperti Fajar kepadanya. Saya benar-benar tidak menyangka lagu tersebut ternyata menjadi berkat bagi banyak orang, termasuk saya dan keluarga. Singkat cerita Tuhan memulihkan keluarga saya. Istri, dan anak-anak saya juga sudah kembali bersatu dengan saya. Bahkan anak ke 2 saya yang dulu saya tolak dan lahir secara premature tanpa saya dampingi juga lahir dalam keadaan yang normal dan sehat. Setelah keluarga saya kembali bersatu, saya juga baru mengetahui bahwa pada saat keluarga saya berantakan setiap hari istri saya menuliskan kata-kata iman di sebuah buku. Didalam tulisannya tersebut istri saya mengatakan : “Suamiku Afen pasti dikembalikan Tuhan padaku, keadaan ini adalah baik bagiku karena pasti ada anugerah besar bagiku, suamiku Afen adalah suami yang takut akan Tuhan, suamiku Afen adalah suami yang mengasihiku, semua ini mendatangkan kebaikan bagiku karena Tuhan pembelaku ada di pihakku”. Sekarang saya benar-benar merasakan pemulihan yang Tuhan kerjakan di dalam hidupku, bahkan saya juga tidak menyangka bahwa lagu JanjiMu Seperti Fajar menjadi lagu terbaik Indonesian Gospel Music Award 2006, menjadi theme song sebuah sinetron dengan judul yang sama, dan Tuhan memelihara hidup kami sekeluarga juga melalui lagu tersebut1.

Penyanyi : Natashia Nikita.
Raden Natashia Nikita Soedjono atau yang paling akrab dipanggil Nikita. Lahir di Yogyakarta, 22 Mei 1988; sekarang gadis muda ini berumur 22 tahun. Raden Natashia Nikita. Soedjono atau Nikita adalah seorang penyanyi Rohani yang berketurunan Tionghoa-Jawa. Nikita merilis album perdananya pada tahun 1996, di usianya yang ke-82.

Bedah Lagu
Menurut saya lagu ini sangat baik, dan memiliki unsur peningkatan unsur dalam bait per baitnya. Unsur peningkatan yang saya maksud dalam lagu ini adalah peningkatan perasaan dan pengertian yang semakin bertahap menuju arah yang lebih meningkat, dan naik secara positif dan lebih baik.
Pada baitnya yang pertama:
“Ketika ku hadapi kehidupan ini
Jalan mana yang harus kupilih
Ku tahu ku tak mampu
Ku tahu ku tak sanggup
Hanya kau Tuhan tempat jawabanku”.

Syair atau lirik lagu ini sangat pendek, namun memiliki kekayaan makna, yaitu berisi tentang hal yang sering dialami oleh manusia seperti masalah, beban, keluhan, keragu-raguan, keputusan memilih dalam kehidupan, ketidakmampuan, dan ditutup dengan “Hanya kau Tuhan tempat jawabanku” di lirik ini menggambarkan kesadaran tentang adanya tempat jawaban yaitu Tuhan.
Pada baitnya yang kedua :
“Aku pun tahu ku tak pernah sendiri
S’bab Kau Allah yang menggendongku
Tanggan-Mu membelaiku
Cinta-Mu memuaskanku
Kau mengangkatku ketempat yang tinggi”

Didalam syair atau lirik ini menggambarkan bahwa kesadaran itu dilanjutkan dengan penyerahan diri yang seutuhnya kepada Tuhan. Dan bait ini diakhiri dengan suatu kenyataan bahwa ketika kita serahkan semua permasalahan atau pergumulan yang kita hadapi kepada Tuhan dengan segala kepasrahan yang mendalam, maka kita tidak akan pernah jatuh ke bawah atau terpuruk. Tetapi kita akan selalu diangkat ke tempat yang tinggi pada saat kita menghadapi sebuah cobaan atau masalah apapun juga.yaitu tempat yang indah, menyenangkan, dan menghibur hati yang sedang sedih.
Pada bait reffrein yaitu:
“Janji-Mu seperti fajar pagi hari
Dan tiada pernah terlambat bersinar
Cinta-Mu seperti sungai yang mengalir
Dan kutahu betapa dalam kasih-Mu”

Pada saat kita menyanyikan atau mendengarkan lagu ini dengan penuh penghayatan, kita akan merasakan perubahan melodi. Dan pada reffrein ini suasana lagu ini di bangun oleh melodi lagunya. Suatu penghiburan dan kegembiraan yang dapat kita rasakan setelah kegembiraan yang kita ambil sebagai suatu keputusan kita. Janji Tuhan sangat jelas tergambarkan dalam lagu ini. Dan menurut saya lagu ini menggambarkan sebuah janji Tuhan yang sudah pasti, seperti halnya kepastian Nubuat-nubuat yang termuat dalam Alkitab. Dan cinta kasih Tuhan tidak akan pernah berhenti seperti sungai yang mengalir dan memberikan sebuah kesejukan tersendiri. Ada banyak sifat air yang mengalir didalam kehidupan manusia yaitu mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Berubah bentuk dalam situasi tertentu seperti jika dingin ia akan berubah menjadi es dan jika panas ia akan berubah menjadi uap.
Dan lagu ini memberikan penegasan kepada kita bahwa semua masalah dan beban berat yang kita rasakan pasti ada jalan keluarnya.
“Amien”

Sumber Referensi:
  1.  http://esukses-lagurohani.blogspot.com/2010/08/kisah-nyata-lagu-janjimu-seperti-fajar.html; diakses Pada 12 Mei 2011; Pukul 19:00 Wita
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Natashia_Nikita; diakses pada tanggal 12 May 2011; Jam 19:00 Wita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar